Rembang – Dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda, MD
KAHMI Rembang menggelar seresehan di Aula al-Furqan dengan tema Pambangunan
melalui Berwirausaha dalam Jiwa Pemuda yang dihadiri oleh Wakil Bupati dan tamu
undangan dari berbagai elemen organiasasi.
Dalam sambutannya, Ketua Umum MD Kahmi Rembang, Arif Budiman
menyampaikan bahwa pengusungan tema ini di latar belakangi oleh banyaknya
pemuda yang belum mengerti tentang wirausaha. Sehingga banyak yang mengira
bahwa berwirausaha adalah jalan akhir saat lamaran kerja dari pemerintahan dan
swasta ditolak.
“Permasalahan tentang minimnya minat pemuda dalam
berwirausaha sangat banyak, mulai dari pendidikan, kebiasaan, mental dan modal.
Beberapa factor yang kadang mempengaruhi mental usaha sangat aneh. Ada istilah
the power of kepepet ini karena di manapun di tolak, mulai dari instansi
pemerintah dan sector swasta”, jelasnya.
dari pada itu, dalam sereehan yang berjalan sangat antusias,
Wakil Bupati Rembang, Bayu Ardiyanto yang dalam kesempatan itu sebagai pemateri
utama menyampaikan bahwa, jiwa muda harus semangat perbanyak skil berwirausaha.
Sebab dengan berwirausaha, kita akan terlepas dari belenggu penjajahan.
“Hari ini banyak motivator usaha tapi belum tentu
mempraktekkan, di sini saya sebagai pelaku mari kita diskusikan tentang
berbagai dunia usaha. Dan saya berharap malam ini yang rata-rata pemuda jangan
sampai terjajah di negeri sendiri. Maka malam ini kita harus bisa menghasilkan
beberapa hal yang baru dan inovatif”, tegasnya.
Dalam berwirausaha, menurut orang nomor dua di rembang itu
menyampaikan bahwa, kita harus interaktif dan perbanyak jaringan. Sehingga
mimpi besar yang berlandas kerja keras bisa berkembang. “Kalau mau berusaha
tentu harus punya mimpi yang besar dan kerja keras. Mulai dengan yang kecil
dulu, lalu manfaatkan jaringan”, tambahnya.
Selain itu, Sekretaris Umum MD KAHMI Rembang, Jefri Heri
Akbar yang menjadi pemateri kedua menekankan betapa pentingnya pemuda untuk
menguasai soft skil, jaringan dan Agama. Sehingga dengan berlangsungnya MEA
pemuda bisa hadir dan terampil dalam menguasai kancah perekonomian.
“Pemuda hari ini ketinggalan karena minim mempunyai soft
skill. Untuk aktivis, silahkan jejaring dikuatkan, agama didalami dan soft
skill di perbanyak. Entrepreneur di kembangkan. Sehingga dengan adanya MEA kita
bisa memainkan peran strategis dalam menguasai pasar,” beber dia.
Dalam sesi diskusi, banyak pertanyaan yang muncul. Salah
sattunya adalah dari Sofyan yang menanyakan perihal proyek pendampingan soft
skill.
“LPAR di percaya untuk menjalankan sebuah proyek
pendampingan soft skill, persoalannya, peran pemerintah desa kemudian
menghambat terkait apa yang kita lakukan. Persoalan selanjutnya banyak orang
tua memaksa anaknya menikah dini. Bagaimana pesoalan ini bisa dijawab?”, tanya
kepada Wabub.
Menurut Bayu, support dan dukungan anggaran dana untuk LPAR perlu untuk
dikuatkan. Sehngga kinerjanya bisa maksimal untuk mengatasi berbagai
permasalahan.
“Saya sudah memetakan potensi-potensi yang ada di Rembang.
Hari ini pernikahan dini memang rawan perceraian dan secara ekonomi memang
belum siap. Dan hal itu banyak menciptakan kemiskinan. Saya akan dukung dan
support dana anggaran untuk LPAR”, jawabnya kepada penanya.
Begitu antusianya diskusi seresehan, untuk mebuat
percontohan bagi pemuda, Wabub menawarkan untuk diadakannya diskusi lanjutan
yang akan difasilitasi olehnya dengan SKPD terkait. (Red-HJ33/anw)